Aktivasi Otak Tengah, ”Menyulap” Anak tanpa Mantra
Beberapa bulan belakangan ini, media massa kita sedang dirambahi suatu fenomena yang menakjubkan. Ya, fenomena ini berupa tayangan dan artikel mengenai anak-anak jagoan dengan mata ditutup. Mereka beratraksi layaknya pesulap cilik. Ada yang mewarnai gambar, ada yang membaca, bermain kartu, bermain catur, bermain rubik, hingga bermain sepeda. Kesemuanya melakukan aktivitas seperti normal saja. Padahal, mata mereka ditutup dengan kain yang cukup tebal. Bagaimana bisa?
Adalah sebuah metode yang disebut sebagai aktivasi otak tengah. Metode ini ditengarai sebagai alasan di balik kehebatan anak-anak tersebut. Apa sebenarnya aktivasi otak tengah itu? Bagaimana bisa metode tersebut membuat anak-anak menjadi hebat?Aktivasi otak tengah adalah sebuah metode pengaktifan fungsi otak tengah yang menggunakan prinsip gelombang otak. Jadi, hanya dengan diperdengarkan musik tertentu dan juga serangkaian kegiatan beserta latihan, anak-anak yang asalnya biasa-biasa saja bisa menjadi luar biasa.
Aktivasi otak tengah tidak bisa dilakukan oleh semua orang. Hanya anak berusia antara 5-15 tahun yang bisa melakukannya. Alasan logis di balik syarat ini kemungkinan besar adalah karena anak-anak yang berada dalam rentang usia ini mempunyai otak yang masih fresh, mudah disuruh, mudah diberi sugesti, dan bisa digiring untuk rileks.
Rileks adalah hal wajib dalam hal ini karena dengan tubuh dan otak yang rileks dan tanpa beban, materi sesulit apa pun akan mudah masuk. Bayangkan jika orang dewasa yang penuh dengan lilitan beban hidup mengikuti metode ini. Sudah pasti mereka akan kesulitan untuk membuat diri mereka rileks. Dan belum tentu juga mereka mau diajak untuk menari-nari, melompat-lompat, atau bernyanyi dengan keras. Belum apa-apa mereka pasti akan menganggap hal ini konyol dan memalukan.
Gelombang alpha
Aktivasi otak tengah dilakukan dengan cara pengiriman gelombang otak dengan frekuensi tertentu melalui telinga. Otak yang memang menghasilkan gelombang listrik yang disebut gelombang otak (brainwave) akan ikut bergetar (beresonansi). Akan tetapi di sini, gelombang otak yang dikirimkan melalui musik harus berfrekuensi sama dengan gelombang otak yang ada di kepala manusia. Gelombang otak yang dikirimkan ke dalam otak melalui telinga dalam aktivasi otak tengah merupakan gelombang otak yang baik, yaitu gelombang alpha.
Gelombang alpha adalah gelombang otak yang memiliki frekuensi 8 hingga 12 Hertz. Gelombang ini dihasilkan dari bagian lobus occipital (bagian otak besar) dan thalamus otak (berada di bawah otak besar).
Gelombang alpha muncul dari otak manusia pada saat kita akan tidur, yakni pada saat peralihan antara sadar dan tidak sadar. Gejala kemunculannya ditandai dengan mengantuknya mata kita. Gelombang ini juga terjadi pada saat kita mengalami relaksasi dan beristirahat.
Frekuensi gelombang alpha merupakan frekuensi pengendali yang mampu menghubungkan pikiran sadar dan bawah sadar. Itu sebabnya, kita mampu mengingat mimpi yang terjadi saat kita tidur. Gelombang alpha juga dihasilkan orang yang sedang meditasi. Dan banyak ahli hipnosis menggunakan gelombang alpha sebagai jalan untuk memberikan sugesti kepada suyet pasien/korban hipnosis.
Para anak yang melakukan aktivasi otak tengah ketika diberikan musik akan terlena dan banyak yang tidur. Ini menandakan bahwa gelombang otaknya sudah beresonansi dengan gelombang alpha yang dikirimkan melalui musik. Pada saat itulah, konon fungsi otak tengah di buka. Anak yang sudah diaktivasi ini akan menjadi luar biasa.
Manfaat aktivasi otak tengah
Banyak manfaat yang bisa diperoleh anak-anak dalam mengikuti aktivasi otak tengah. Dalam buku Dahsyatnya Otak Tengah karangan Hartono Sangkanparan disebutkan, manfaat yang diperoleh dari aktivasi otak tengah di antaranya adalah meningkatkan daya ingat; meningkatkan kemampuan; mengasihi orang lain; meningkatkan kemampuan inovasi dan kreativitas; meningkatkan konsentrasi; meningkatkan kemampuan fisik dalam berolah raga; meningkatkan keseimbangan otak kanan dan kiri; menyeimbangkan hormon; dan meningkatkan daya intuisi.
Manfaat-manfaat tersebut banyak dibenarkan oleh para alumni yang sudah mengikuti aktivasi otak tengah ini. Salah satunya adalah dari hasil wawancara penulis dengan Nahdya (10 tahun, Padang). Nahdya mengatakan, aktivasi otak tengah yang dijalaninya sudah membuat dia mampu mewarnai dengan mata tertutup; membaca buku dengan mata tertutup; membedakan warna kartu dengan mata tertutup; dan menebak warna bola yang ada di dalam kotak. Tak hanya itu, nilai-nilai yang diperolehnya di sekolah juga kini sudah lebih meningkat.
Pengalaman lain juga didapat dari hasil wawancara penulis dengan seorang ibu di Lampung. Namanya ibu Nessy. Menurut dia, anaknya yang berusia hampir 6 tahun kini mengalami banyak kemajuan. Dia bisa mewarnai dengan mata tertutup; membaca buku dengan mata tertutup; dan bersepeda dengan mata tertutup. Tak hanya itu, anak ibu Nessy, kini juga mempunyai intuisi yang lebih kuat dan rasa kepedulian terhadap sesama yang lebih besar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar