Nih dia isi artikel itu!
Artikel 1
Mari Cermati Makanan Saat Puasa!
Bagi sebagian umat muslim di Indonesia, berbuka puasa dengan berbagai sajian kolak aneka rasa tentu bukanlah hal yang baru. Hal ini tentu saja karena yang demikian itu sudah menjadi adat kebiasaan yang turun menurun sudah sejak lama. Dan memang benar, berbuka dengan sajian aneka kolak itu sangat nikmat dan bisa melepaskan semua dahaga setelah seharian berpuasa.
Dibalik kenikmatan menyantap sajian aneka kolak, tahukah kita bahwa sebenarnya mengonsumsi makanan yang demikian saat berbuka puasa itu tidak dianjurkan? Bahkan beberapa ahli kesehatan menyebutkan bahwa yang demikian itu justru tidak baik bagi tubuh.
Nah! Ada apa sebenarnya dengan kolak? Mengapa tidak baik bagi tubuh? Lalu, makanan seperti apa yang cocok disantap saat berbuka puasa dan sahur?
Makanan yang manis-manis
Makanan yang manis-manis seperti kolak memang bisa melegakan dahaga yang timbul setelah seharian berpuasa. Akan tetapi dibalik makanan tersebut, tersimpan gula-gula sederhana yang dengan cepat menjadikan darah kaya akan gula. Kita biasa menyebutnya sebagai kenaikan gula darah atau kenaikan glukosa darah. Pada saat gula darah naik, tubuh kita biasanya akan lemas, pusing, banyak berkeringat, ngantuk, dan juga sakit kepala. Belum lagi jika kolaknya memakai santan. Santan yang merupakan lemak akan lebih susah dicerna di dalam perut. Selain tentunya bisa menyebabkan diare dan kegemukan.
Pilihan yang disarankan sebagai pengganti makanan yang manis-manis (misalnya kolak) adalah makanan berkarbohdrat kompleks seperti kurma. Hal ini karena makanan berkarbohidrat kompleks tidak langsung diserap layaknya gula sederhana. Butuh proses untuk bisa memecahnya menjadi glukosa. Jadi kadar gula darah tidak langsung naik drastis dan perut juga bisa kenyang karena seratnya.
Asam lemak esensial
Bagi sebagian kalangan, berpuasa tidaklah berat dalam menahan lapar. Hal yang terberat justru adalah menahan haus. Ya, bayangkan saja jika dalam hari-hari biasa di siang hari bisa minum air hingga 8 gelas, dan tiba-tiba di bulan puasa, di siang hari tidak minum sama sekali. Ini pasti mengagetkan tubuh secara drastis. Dan tentu tubuh akan sangat kehausan.
Minum air dalam jumlah yang banyak saat berbuka dan sahur juga tidak menjadi penyelesaian. Setelah minum banyak, kita biasanya akan bolak-balik ke kamar mandi untuk pipis. Dan dalam sekejap, kita akan haus lagi.
Ada cara yang efektif agar tubuh tidak mudah kehilangan cairan. Cara tersebut adalah dengan mengonsumsi makanan-makanan yang kaya akan lemak esensial atau EFA (essential fatty acid) seperti GLA (gamma linoleic acid). Ya, hal ini karena asam lemak esensial dapat menambah kekenyalan dinding sel tubuh. Dan ini berpengaruh besar pada kemampuannya mengikat air. Dengan kata lain, air tidak akan mudah dikeluarkan tubuh dan tubuh tidak akan mudah kehausan.
Jenis-jenis makanan yang mengandung asam lemak esensial seperti GLA misalnya saja adalah sayuran hijau berbiji. Buncis, kacang panjang, kacang polong dan oyong merupakan contoh yang bisa ditemui dimana-mana. Tak hanya sayuran, daging ikan yang kaya akan omega3 juga mempunyai fungsi yang sama. Jika diperlukan, konsumsilah suplemen yang mengandung banyak GLA walaupun mengonsumsi makanan yang mengandung zat tersebut lebih disarankan.
Adapun makanan yang berlemak jenuh sangat tidak disarankan. Selain tidak sehat untuk tubuh juga bisa mengakibatkan tubuh ngantuk di siang hari. Hal ini karena dibutuhkan energi yang besar untuk mencerna lemak ini. Dengan begitu, tubuh akan kekurangan energi dan akhirnya ngantuk.
Makanan kaya serat
Makanan yang kaya serat sangat dianjurkan dikonsumsi saat sedang berpuasa. Selain untuk memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral sehari-hari, makanan kaya serat juga mempunyai fungsi sebagai pelancar proses pencernaan agar tidak sembelit (susah buang air besar). Contoh makanan kaya serat ini misalnya saja sayur-sayuran, buah-buahan, dan jug agar-agar.
Tak hanya itu saja, mengganti konsumsi nasi beras putih dengan nasi beras merah juga sangat dianjurkan. Hal ini karena nasi beras merah mempunyai kadar serat yang tinggi dengan vitamin B1 yang lebih banyak dan juga kadar gula yang lebih sedikit. Dan pasti, ini lebih menyehatkan.
Makanan pedas dan kaya bumbu
Jika dalam keseharian kita terbiasa menyantap makanan pedas dan kaya bumbu, pada saat bulan puasa, sebaiknya makanan tersebut dihindari. Hal ini bukan tanpa alasan. Ini tentu saja karena makanan-makanan seperti itu bisa memicu produksi keringat yang berlebihan. Dan ini jelas mengurangi kadar air di dalam tubuh (dehidrasi) yang berakibat pada munculnya rasa haus yang terus-terusan.
Jangan lupa susu!
Menu seimbang empat sehat lima sempurna tak hanya berlaku di hari-hari biasa saja. Saat berpuasa pun, menu nan menyehatkan ini wajib masuk dalam menu berbuka dan sahur. Nasi, lauk, sayur, buah, dan tentu saja susu.
Zat gizi baik dalam susu sangat bermanfaat saat puasa. Misalnya saja kalsium yang bermanfaat bagi tulang dan otot. Ya, kalsium bisa menghindarkannya tulang dan otot dari kejang dan cedera. Tak hanya itu saja, susu juga bisa membuat tubuh selalu segar dan tidak lemas saat sedang berpuasa.
Pastikan selalu tubuh kita tercukupi semua kebutuhannya. Hal ini agar ibadah puasa kita bermanfaat bagi tubuh dan juga khusyuk dalam beribadah. Semoga kita semua bisa menjalankan ibadah puasa dengan sebaik-baiknya dan ibadah puasa kita diterima Allah swt. Amin YRA.
Artikel 2
Waspadai Penyakit-penyakit di Bulan Puasa
Dalam menjalankan puasa, seringkali tubuh kita mendapatkan banyak gangguan dan halangan. Gangguan dan halangan ini kadangkala mengurangi kekhusyukan kita dalam menjalani ibadah yang dijalankan sebulan dalam setahun. Akibatnya, kita hanya merasakan lapar dan haus saja.
Halangan dan gangguan di kala puasa itu banyak jenisnya. Mulai dari gangguan mulut hingga gangguan di ujung saluran pencernaan kita, yaitu usus besar. Untuk itulah, supaya puasa menjadi nyaman, aman, dan khusyuk, kita wajib mengenali, mewaspadai, dan mampu menyikapi segala gangguan pada tubuh tersebut. Apa sajakah gangguan yang sering menimpa tubuh kita pada saat puasa?
Sariawan
Sariawan adalah gangguan yang paling banyak terjadi selama kita berpuasa. Meski sepele, gangguan ini seringkali mengganggu. Ya, bagaimana tidak, penyakit yang timbul di rongga mulut ini sangat perih dan tak hanya dirasakan ketika siang hari saat kita berpuasa saja. Bahkan sesudah berbuka puasa pun, menyantap makanan yang seharusnya membawa kenikmatan tetap saja menyiksa.
Sariawan biasanya timbul akibat kulit dalam rongga mulut yang tergigit, mengonsumsi makanan atau minuman panas dan pedas, kekurangan vitamin C, kekurangan zat besi, kebersihan mulut yang tidak terjaga, hingga adanya kelainan saluran pencernaan. Namun pada saat kita puasa, sariawan terjadi biasanya karena tubuh kekurangan vitamin C. Untuk itulah, mengonsumsi vitamin C yang cukup saat berbuka dan sahur merupakan cara yang paling efektif dalam mencegah dan mengobati sariawan ini. Caranya bisa dengan mengonsumsi suplemen vitamin C secara langsung ataupun dengan makan buah-buahan yang kaya akana vitamin C seperti jambu batu dan jeruk.
Maag
Setelah sariawan, sakit maag adalah gangguan yang juga sering hadir mengisi waktu puasa. Penyakit yang satu ini tak hanya menghinggapi orang yang terbiasa dengan penyakit ini. Bahkan orang yang sebelumnya tak pernah mempunyai gejala sakit maag, bisa terjangkiti. Penyebabnya sederhana, yaitu karena lambung kaget dan belum terbiasa dengan pola makan yang berubah drastis. Alhasil, perut perih melilit dan juga kembung.
Untuk menyikapi penyakit yang satu ini, ada banyak cara yang bisa dilakukan. Misalnya saja mengonsumsi makanan yang aman yang tidak bersifat memancing pengeluaran asam lambung yang berlebih, seperti makanan asam dan pedas, serta kopi dan soda. Tak hanya itu, mengonsumsi obat maag sesudah berbuka dan sesudah sahur juga mampu mengurangi risiko munculnya penyakit maag di siang hari saat kita berpuasa.
Tekanan darah rendah dan kurang darah (anemia)
Tekanan darah rendah dan kurang darah (anemia) seringkali muncul saat kita berpuasa. Hal ini tentu saja karena tubuh kekurangan banyak zat selama berpuasa. Gejala yang muncul biasanya adalah keringat yang berlebihan, tubuh lemas, letih, lesu, tidak bertenaga, pucat, serta pusing saat bangun dari posisi duduk.
Untuk menyikapi kondisi tekanan darah rendah dan juga kurang darah (anemia) saat berpuasa, ada beberapa cara yang bisa dilakukan. Misalnya saja adalah mengonsumsi cairan isotonik ketika berbuka dan sahur dalam jumlah yang lebih banyak; mengonsumsi makanan penambah tekanan darah seperti sayur-sayuran hijau dan hati; serta jika diperlukan, konsumsilah suplemen penambah darah saat berbuka atau sahur.
Sakit kepala
Sakit kepala juga sering menyerang saat kita berpuasa. Penyebabnya bisa macam-macam, misalnya saja karena merokok dan minum kopi di siang hari; pekerjaan yang menuntut banyak tenaga; serta menahan rasa kantuk dan juga kurang tidur. Sakit kepala ini bisa semakin parah jika dibarengi dengan penyakit tekanan darah rendah.
Untuk gangguan sakit kepala saat puasa, berhentilah mengonsumsi kopi dan rokok selama puasa. Tak hanya itu saja, pengaturan pola tidur juga akan sangat membantu.
Gula darah rendah
Saat berpuasa, kadar gula dalam darah kita akan rendah. Pada saat itu biasanya muncul gejala lesu, pusing, lelah, susah berkonsentrasi, berkeringat, dan sakit kepala. Gejala yang sama seringkali muncul sesaat setelah kita berbuka. Hal ini terjadi karena kadar gula dalam darah secara drastik naik. Seiring waktu, kadar gula ini akan menurun. Ini tentu terkait dengan adanya hormon. adrenalin yang segera bekerja mengubah glukosa darah (gula darah) menjadi glikogen (gula otot).
Untuk mengantisipasi naik-turunnya kadar gula darah yang drastis saat berpuasa dan berbuka, dianjurkan untuk menyantap makanan yang kaya akan karbohidrat kompleks saat berbuka dan sahur. Hal ini tentu saja karena karbohidrat kompleks tidak akan langsung dicerna tubuh menjadi gula. Tetapi secara perlahan-lahan disamping juga karbohidrat kompleks itu bisa membuat kenyang dalam waktu yang relatif lama. Sebaliknya jika mengonsumsi gula sederhana, misalnya makanan yang manis-manis, penaikan dan penurunan kadar gula darah secara drastis akan terjadi. Untuk yang diabetes sebaiknya dilakukan konsultasi dengan dokter yang berwenang.
Kejang otot (kram otot)
Pada saat puasa, otot kita seringkali terasa kaku. Hal ini terjadi karena tubuh kita kurang beberapa mineral yang terlibat dalam kelenturan otot. Mineral-mineral tersebut adalah kalsium, magnesium, dan juga kalium.
Untuk mengantisipasi kejang dan kaku otot saat puasa, konsumsilah makanan yang kaya akan mineral-mineral yang kurang tersebut. Misalnya seperti produk-produk susu, produk-produk daging, buah-buahan, serta sayur-sayuran.
Batu ginjal
Sebulan berpuasa tanpa makan dan minum di siang hari pasti menimbulkan perubahan kondisi tubuh. Kurangnya cairan di siang hari jelas akan mempengaruhi system ekskresi tubuh. tak terkecuali dengan ginjal yang berfungsi di dalam produksi air kencing. Jika tidak mendapat asupan air yang cukup, apalagi jika ditambah dengan konsumsi makanan berkalsium tinggi, bukan tidak mungkin, di saluran kencil bisa terbentuk batu ginjal. Dan ini tentu sangat berbahaya.
Untuk mengantisipasinya, minumlah air yang banyak saat berbuka dan sahur. Delapan gelas sehari bisa tetap menjadi patokan. Misalnya saja 5 gelas saat berbuka dan 3 gelas saat sahur.
Konstipasi (sembelit) dan diare
Susah buang air besar juga merupakan penyakit paling umum saat berpuasa. Jika dibiarkan terus-menerus, gangguan ini bisa menyebabkan penyakit lain yang tak kalah menggangu. Ya, penyakit itu adalah ambeien (haemorroids) dengan gejala rasa nyeri dan panas di lubang dubur. Adapun diare biasanya muncul jika saat berbuka atau sahur kita mengonsumsi makanan yang pedas, asam, dingin, atau yang lainnya.
Meskipun hal ini terjadi pada hampir semua orang yang berpuasa, mengantisipasi dan meminimalkannya merupakan tindakan yang bijak. Cara yang bisa dilakukan untuk sembelit adalah dengan cara memperbanyak konsumsi makanan berserat tinggi, nasi beras merah, sayur-sayuran, agar-agar, dan juga buah-buahan. Adapun cara untuk diare adalah dengan menghindari makanan-makanan penyebabnya.Hmmm.... sepertinya, aku pengen cuti dulu dari menulis buku dan kembali lagi menulis artikel. Kapan ya bisa begitu? *Liat tumpukan deadline yang penuh hingga Oktober...
Astagfirullah... rezeki kok ga disyukuri!
Smangatttttt ;)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar