Tulisan berikut ini sangat menginspirasi. Semoga kita semua bisa mengambil hikmahnya :)
Demi waktu..
Facebook akan menghabiskan hidupmu..
Jika engkau tak bisa menyikapinya dengan bijaksana..
Kedatangannya secara halus..
Memenuhi kebutuhan psikologi kita yang ingin berinteraksi
Tampilannya sesuai keinginan kita
Kita bisa update status..tag photo,beri komentar ke teman-teman kita
Bertemu dengan teman-teman lama kita..
Ada yang Mencari pasangan hidupnya lewat facebook
Mendapatkan Keuntungan lewat facebook dengan menjual dagangannya.
Berdakwah lewat facebook
Bermain game difacebook
Bahkan ada yang melakukan kejahatan juga dengan facebook.,
karena data pribadi yang terlalu diumbar didunia maya
Semuanya diberikan facebook dengan serba gratis.
Walaupun sebenarnya kita harus mengeluarkan biaya untuk online
Tanpa sadar..
Waktu demi waktu telah kita habiskan untuk berinteraksi difacebook ini..
Tanpa sadar..
Kita menjadi lalai..
Facebook mendekatkan yang jauh..
Tapi terkadang ia bisa juga menjauhkan yang dekat..
Kita menjadi egois,hidup seperti didunianya sendiri
Tanpa memperdulikan yang lain dikehidupan nyata kita.
Ketika kita lemah dalam pengaturan waktu kita
Dan kita sudah terhipnotis dengan facebook
Maka kita bisa kecanduan..
Kita menjadi berlebih-lebihan memakai facebook
Berdakwah lewat facebookpun terkadang berlebihan,
hingga melalaikan kewajiban kita yang lain..
Kita lupa bahwa kita punya kehidupan nyata
Ada keluarga kita,ada tetangga kita yang semuanya butuh kita sapa dan berinteraksi.
Kita jadi lalai dengan pekerjaan kita,karena waktu bekerja kita habiskan dengan berfacebook.
Kita lupakan orang-orang terdekat kita..
Bahkan waktu yang baik untuk munajat kepada Allah
Kita habiskan dengan berinternet ria..sampai waktu shubuh..
Astaghfirullah hal adzim..
Saudaraku..
Hidup ini perlu keseimbangan
Jasmani kita.,Akal kita, Ruh kita
Pekerjaan kita,Keluarga kita,Lingkugan sekitar kita.
Dunia kita..Bekal untuk Akhirat kita
Semuanya ada kebutuhan yang harus dipenuhi..
Jasmani kita bisa sakit ketika kita tak bisa menjaga kesehatan atau kurang berolahraga,
Akal kita bisa rusak,ketika Ilmu yang kita serap merupakan hal2 yang buruk,
Ruh kita bisa kering dan hampa,ketika kita jauh dari Allah..
Maka penting bagi kita untuk melakukan semua hal dengan proporsional
Mempunyai skala prioritas dalam hidup.
Dan mempunyai pengaturan diri dan disiplin yang baik..
Sebuah kisah yang didapat dari bapak Andri Wongso.
Dikisahkan, suatu hari ada seorang anak muda yang tengah menanjak karirnya tapi merasa hidupnya tidak bahagia. Istrinya sering mengomel karena merasa keluarga tidak lagi mendapat waktu dan perhatian yang cukup dari si suami. Orang tua dan keluarga besar, bahkan menganggapnya sombong dan tidak lagi peduli kepada keluarga besar. Tuntutan pekerjaan membuatnya kehilangan waktu untuk keluarga, teman-teman lama, bahkan saat merenung bagi dirinya sendiri.
Hingga suatu hari, karena ada masalah, si pemuda harus mendatangi salah seorang petinggi perusahaan di rumahnya. Setibanya di sana, dia sempat terpukau saat melewati taman yang tertata rapi dan begitu indah.
"Hai anak muda. Tunggulah di dalam. Masih ada beberapa hal yang harus Bapak selesaikan," seru tuan rumah. Bukannya masuk, si pemuda menghampiri dan bertanya, "Maaf, Pak. Bagaimana Bapak bisa merawat taman yang begitu indah sambil tetap bekerja dan bisa membuat keputusan-keputusan hebat di perusahaan kita?"
Tanpa mengalihkan perhatian dari pekerjaan yang sedang dikerjakan, si bapak menjawab ramah, "Anak muda, mau lihat keindahan yang lain? Kamu boleh kelilingi rumah ini. Tetapi, sambil berkeliling, bawalah mangkok susu ini. Jangan tumpah ya. Setelah itu kembalilah kemari".
Dengan sedikit heran, namun senang hati, diikutinya perintah itu. Tak lama kemudian, dia kembali dengan lega karena mangkok susu tidak tumpah sedikit pun. Si bapak bertanya, "Anak muda. Kamu sudah lihat koleksi batu-batuanku? Atau bertemu dengan burung kesayanganku?"
Sambil tersipu malu, si pemuda menjawab, "Maaf Pak, saya belum melihat apa pun karena konsentrasi saya pada mangkok susu ini. Baiklah, saya akan pergi melihatnya."
Saat kembali lagi dari mengelilingi rumah, dengan nada gembira dan kagum dia berkata, "Rumah Bapak sungguh indah sekali, asri, dan nyaman." tanpa diminta, dia menceritakan apa saja yang telah dilihatnya. Si Bapak mendengar sambil tersenyum puas sambil mata tuanya melirik susu di dalam mangkok yang hampir habis.
Menyadari lirikan si bapak ke arah mangkoknya, si pemuda berkata, "Maaf Pak, keasyikan menikmati indahnya rumah Bapak, susunya tumpah semua".
"Hahaha! Anak muda. Apa yang kita pelajari hari ini? Jika susu di mangkok itu utuh, maka rumahku yang indah tidak tampak olehmu. Jika rumahku terlihat indah di matamu, maka susunya tumpah semua. Sama seperti itulah kehidupan, harus seimbang. Seimbang menjaga agar susu tidak tumpah sekaligus rumah ini juga indah di matamu. Seimbang membagi waktu untuk pekerjaan dan keluarga. Semua kembali ke kita, bagaimana membagi dan memanfaatkannya. Jika kita mampu menyeimbangkan dengan bijak, maka pasti kehidupan kita akan harmonis".
Subhanallah..
Semoga kita bisa bersikap bijaksana dengan facebook ini
Atau proporsional dalam berinternet ria
Jangan biarkan mata pedangnya menancap didalan hatimu
Tebasannya Menghabisakan waktumu dengan sia-sia.
Ingatlah Saudaraku..waktu terus berjalan..
Sementara yang harus kita lakukan sesungguhnya sangat banyak
Jangan sia-siakan hidup kita..
Facebook akan menghabiskan hidupmu..
Jika engkau tak bisa menyikapinya dengan bijaksana..
Kedatangannya secara halus..
Memenuhi kebutuhan psikologi kita yang ingin berinteraksi
Tampilannya sesuai keinginan kita
Kita bisa update status..tag photo,beri komentar ke teman-teman kita
Bertemu dengan teman-teman lama kita..
Ada yang Mencari pasangan hidupnya lewat facebook
Mendapatkan Keuntungan lewat facebook dengan menjual dagangannya.
Berdakwah lewat facebook
Bermain game difacebook
Bahkan ada yang melakukan kejahatan juga dengan facebook.,
karena data pribadi yang terlalu diumbar didunia maya
Semuanya diberikan facebook dengan serba gratis.
Walaupun sebenarnya kita harus mengeluarkan biaya untuk online
Tanpa sadar..
Waktu demi waktu telah kita habiskan untuk berinteraksi difacebook ini..
Tanpa sadar..
Kita menjadi lalai..
Facebook mendekatkan yang jauh..
Tapi terkadang ia bisa juga menjauhkan yang dekat..
Kita menjadi egois,hidup seperti didunianya sendiri
Tanpa memperdulikan yang lain dikehidupan nyata kita.
Ketika kita lemah dalam pengaturan waktu kita
Dan kita sudah terhipnotis dengan facebook
Maka kita bisa kecanduan..
Kita menjadi berlebih-lebihan memakai facebook
Berdakwah lewat facebookpun terkadang berlebihan,
hingga melalaikan kewajiban kita yang lain..
Kita lupa bahwa kita punya kehidupan nyata
Ada keluarga kita,ada tetangga kita yang semuanya butuh kita sapa dan berinteraksi.
Kita jadi lalai dengan pekerjaan kita,karena waktu bekerja kita habiskan dengan berfacebook.
Kita lupakan orang-orang terdekat kita..
Bahkan waktu yang baik untuk munajat kepada Allah
Kita habiskan dengan berinternet ria..sampai waktu shubuh..
Astaghfirullah hal adzim..
Saudaraku..
Hidup ini perlu keseimbangan
Jasmani kita.,Akal kita, Ruh kita
Pekerjaan kita,Keluarga kita,Lingkugan sekitar kita.
Dunia kita..Bekal untuk Akhirat kita
Semuanya ada kebutuhan yang harus dipenuhi..
Jasmani kita bisa sakit ketika kita tak bisa menjaga kesehatan atau kurang berolahraga,
Akal kita bisa rusak,ketika Ilmu yang kita serap merupakan hal2 yang buruk,
Ruh kita bisa kering dan hampa,ketika kita jauh dari Allah..
Maka penting bagi kita untuk melakukan semua hal dengan proporsional
Mempunyai skala prioritas dalam hidup.
Dan mempunyai pengaturan diri dan disiplin yang baik..
Sebuah kisah yang didapat dari bapak Andri Wongso.
Dikisahkan, suatu hari ada seorang anak muda yang tengah menanjak karirnya tapi merasa hidupnya tidak bahagia. Istrinya sering mengomel karena merasa keluarga tidak lagi mendapat waktu dan perhatian yang cukup dari si suami. Orang tua dan keluarga besar, bahkan menganggapnya sombong dan tidak lagi peduli kepada keluarga besar. Tuntutan pekerjaan membuatnya kehilangan waktu untuk keluarga, teman-teman lama, bahkan saat merenung bagi dirinya sendiri.
Hingga suatu hari, karena ada masalah, si pemuda harus mendatangi salah seorang petinggi perusahaan di rumahnya. Setibanya di sana, dia sempat terpukau saat melewati taman yang tertata rapi dan begitu indah.
"Hai anak muda. Tunggulah di dalam. Masih ada beberapa hal yang harus Bapak selesaikan," seru tuan rumah. Bukannya masuk, si pemuda menghampiri dan bertanya, "Maaf, Pak. Bagaimana Bapak bisa merawat taman yang begitu indah sambil tetap bekerja dan bisa membuat keputusan-keputusan hebat di perusahaan kita?"
Tanpa mengalihkan perhatian dari pekerjaan yang sedang dikerjakan, si bapak menjawab ramah, "Anak muda, mau lihat keindahan yang lain? Kamu boleh kelilingi rumah ini. Tetapi, sambil berkeliling, bawalah mangkok susu ini. Jangan tumpah ya. Setelah itu kembalilah kemari".
Dengan sedikit heran, namun senang hati, diikutinya perintah itu. Tak lama kemudian, dia kembali dengan lega karena mangkok susu tidak tumpah sedikit pun. Si bapak bertanya, "Anak muda. Kamu sudah lihat koleksi batu-batuanku? Atau bertemu dengan burung kesayanganku?"
Sambil tersipu malu, si pemuda menjawab, "Maaf Pak, saya belum melihat apa pun karena konsentrasi saya pada mangkok susu ini. Baiklah, saya akan pergi melihatnya."
Saat kembali lagi dari mengelilingi rumah, dengan nada gembira dan kagum dia berkata, "Rumah Bapak sungguh indah sekali, asri, dan nyaman." tanpa diminta, dia menceritakan apa saja yang telah dilihatnya. Si Bapak mendengar sambil tersenyum puas sambil mata tuanya melirik susu di dalam mangkok yang hampir habis.
Menyadari lirikan si bapak ke arah mangkoknya, si pemuda berkata, "Maaf Pak, keasyikan menikmati indahnya rumah Bapak, susunya tumpah semua".
"Hahaha! Anak muda. Apa yang kita pelajari hari ini? Jika susu di mangkok itu utuh, maka rumahku yang indah tidak tampak olehmu. Jika rumahku terlihat indah di matamu, maka susunya tumpah semua. Sama seperti itulah kehidupan, harus seimbang. Seimbang menjaga agar susu tidak tumpah sekaligus rumah ini juga indah di matamu. Seimbang membagi waktu untuk pekerjaan dan keluarga. Semua kembali ke kita, bagaimana membagi dan memanfaatkannya. Jika kita mampu menyeimbangkan dengan bijak, maka pasti kehidupan kita akan harmonis".
Subhanallah..
Semoga kita bisa bersikap bijaksana dengan facebook ini
Atau proporsional dalam berinternet ria
Jangan biarkan mata pedangnya menancap didalan hatimu
Tebasannya Menghabisakan waktumu dengan sia-sia.
Ingatlah Saudaraku..waktu terus berjalan..
Sementara yang harus kita lakukan sesungguhnya sangat banyak
Jangan sia-siakan hidup kita..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar