100 Haiku Kurniawan Junaedhie untuk Susy Ayu
1/
Langit cerah
Aku tengadah
Terserah pasrah
2/
Di dalam korek api
kutemukan hatimu
yang sedang membara
3/
Tivi menayangkan pemandangan
Dia menggulingkan badan
Mata kami berkilatan
4/
Aku melihat peta di meja
ini sekujur tubuhnya
di antara bunga gladiola
5/
Ketika hari menjadi gelap
Leher jejang itu berkilat
Aku siap menerkamnya
6/
Barisan ilalang sibuk bergoyang
ditiup angin meleang-leang
Jiwaku ingin melayang
7/
Waktu tercekat
ketika dia mendekat
Kucium tepinya. Dahsyat
8/
Hutan cemara di jendela
membelit rambutmu
di kedua paha
9/
Langit mengundang
Tubuh telanjang di ranjang
Kasur mengerang
10/
Dinding kelu mengempit pintu
Aku dan si dia bergumul di situ
Pst. Ada hantu tersipu malu
11/
Hutan pinus
bibir ketemu bibir
Pohon tersihir
12/
Aku membeku di lidahmu
suaranya gemeratak
Memalu rahim
13/
Di udara dingin
Lidah berpilin
Seperti lilin
14/
Sedalam sumur
lidahku berkumur
dalam air ludahmu
15/
Di dalam telinga
Aku membaca
Gelisahmu yang menyala-nyala
16/
Leher jenjang
Teruntai sebentuk merjan
Kuterakan dua-tiga cupang
17/
Perahu berenangan
Napas di kerongkongan
menghirup kedua lengan
18/
Dua bukit dalam kabut
Di situ kata menyusut
Dalam lidah yang kalut
19/
Perut mulus
Merangkak di atasnya
Berharap tak meletus
20/
Secangkir kopi
Bergoyang di atas pusar
Berputar-putar
21/
Sepiring bakmi jawa
teronggok di dua kaki
Mengepulkan aroma
22/
Tak ada yang tahu
Siapa pembawa kunci
sampai bertemu pintu
23/
Telinga mendengar
kedalaman jurang
ketika menyentuhnya
24/
Aku masuk di air keruh
kamu menempel di lukisan
kita berenangan di gugusan awan
25/
Langit mengirim gerimis
tirai terbuka
Kita masuk dalam selimut
26/
Seperti ballerina
dalam kibasan jentera
Aku menggila
27/
Di balik selimut
udara berkabut
Hati saling berpagut
28/
Abu rokok membumbung di asbak
Pemiliknya di hutan tembakau
Menikmati pendakian
29/
Mendengar gemuruh
Mendengar hati yang riuh
Aku terpiyuh-piyuh
30/
Tubuh yang harum
Disimpan di mata
Dikulum di peraduan
31/
Suhu dingin
menyulam ke dalam rahim
Tuhan menyalakan lilin
32/
Pada kursi dan bangku
Dua jiwa bertumpu
seperti sumbu
33/
Hanya sedepa jaraknya
Lidah meraba
Tiba di hutan rimba
34/
Dua patung termenung
Di satu semenanjung
menghitung renung
35/
Hanya mengaduh
tak mengeluh
ketika menyusut peluh
36/
Hati terapung
Pikiran mengapung
Mencari oksigen!
37/
Jendela terbuka
Hati tetap saja rebah
di ranjang
38/
Seribu kata
tak ada makna
ketika tubuh jadi kalimat
39/
Hutan bakau
ikan di payau
Cintaku tak pernah lampau
40/
Hujan gemerisik
Tidur berdua
Jangan berisik!
41/
Kamu menari di sini
Aku menari di situ
Senyawa harmoni
42/
20 jari menari
Dalam kelebat malam
Meniup rindu dendam
43/
Seekor kepiting
menanting sunyi
dalam gigitan waktu
44/
Tubuhmu sumbu
Tubuhku bara
Sunyi membakarnya
45/
Ranjang yang sempit
Kayu berderit
Siapa menjerit?
46/
Di kamar mandi
Bau sabun menyesap
ke dalam jantung
47/
Dua iris semangka
teronggok di kulkas
Sunyi melengos malu
48/
Di percik ombak
rinduku terayun
di alun gelombang
49/
Lima ekor cicak
berlarian di langit kamar
Aku tafakur di ketiak
50/
Di dalam selimut
hanya suara kaki
sibuk bertengkar
51/
Angin berjalan di dinding
Mataku merayap di tebing
Beri hatimu sekeping
52/
Seiiris semangka
dibelah senja
menghisap kata
53/
Di dalam kotak AC
Aku menyimpan hatimu
agar membeku
54/
Daster kuning
bergambar kembang
membungkus rohnya
55/
Ada yang melintas
Di wajah pias
Rindu yang menderas
56/
Di anjungan belakang
Airmata jatuh berlinang
karena hati bahagia
57/
Saat lampu temaram
aku menyelendangkan hatimu
di paku gantungan
58/
Sunyi dipecahkan
oleh dering handphone
salah sambung.
59/
Aku ingin sembunyi
Di setiap halaman buku
Di pangkuanmu
60/
Angin menyelinap dari celah pintu
Membekukan rindu
Menghirup bau tubuhmu
61/
Di bawah shower,
Air hangat membersihkan luka
Saat itu gerimis bulan September
62/
Duduk di kafe
Angin meniupkan AC
Akhirnya sauhnya sampai
63/
Duduk di bawah rembulan
Semburat awan bergelayutan
Kata-kata kami simpan
64/
Ketika kata diterakan di pintu
Dia rebahkan tubuhku
Mengoyak abjad-abjad kesepianku
65/
Aku berdiri di anjungan
Dia di seberang pulau
Mengirim pesan singkat
66/
Di antara rintik hujan
Kudengar tik-tok sepatu
dan nafas tertahan
67/
Di pagi buta
Ada yang bercanda
Di balik celana saya
68/
Semangkuk bubur ayam
Bergoyang di meja restoran
Air ludah saling menelan
69/
Pesan singkat berkelebat
Dari dia di sebelah ranjang:
Aiseteru!
70/
Di pagi buta
Rindu kembali menyalak
Dia tergeletak kutembak.
71/
Mengunyah kacang mede
Mengeja perjalanan
Di tengah peluh bercucuran
72/
Di bawah ranjang
Sepasang sepatu kedinginan
Pemiliknya sibuk pelukan
73/
Nyala mata di kegelapan
Membakar api
Mengusir sepi
74/
Dua pasang mata
menyalakan bara
Di dalam dada
75/
Seekor kucing melesat
di kegelapan
Mengurungkan kiamat
76/
Di ruang tertutup
Hidup membeku
Seperti es batu
77/
Dua badan dua jiwa
Melambung jauh
Ke pinggiran sorga
78/
Di bawah jembatan
Bibirmu jatuh
Aku mengambilnya buru-buru
79/
Teh hijau tanpa gula
Tersaji dengan 1000 cinta
Hati yang menyala-nyala
80/
Ketika pagi berseri
Perpisahan menanti
untuk ribuan hari lagi
81/
Bantal menjadi saksi
Ciuman dinihari & remasan di jari
Ketika kau menari
82/
Dia berlari di jembatan
Aku sembunyi diam-diam
Senangnya becandaan
83/
Daun gugur di tanah
Pagi kita nikmati bersama
Tanpa kata-kata
84/
Di depan cermin
tubuhmu ada dua bagian
Satunya rebah di pangkuan
85/
Pelayan hotel
menawarkan sarapan
Kami sudah kenyang
86/
Di bawah jembatan
Batu kali tidak pernah menanti
cintamu jatuh sendiri
87/
Aroma sabun mandi
Bau kulit bayi
Meretas sunyi
88/
Di batang pinus
Dituliskan kata-kata
Dituliskan kisah asmara bergelora
89/
Jarak makin dekat
Tubuh tak berjarak
Jantung menandak-nandak
90/
Sarapan menunggu di restoran
Dia tidak pesan apa-apa
Hanya membaca isyarat
91/
Ketika duduk di meja makan
Sebuah pesan singkat dilayangkan
Hatinya membara
92/
Ketika langit terang
ada suara merintih
Membakar hati
93/
Dia melukis sepi
Dengan suara berbisik
Dan suara ikhlas
94/
Di atas pembaringan
Takada yang jawaban
Ketika keluh dilantunkan
95/
Setelah pintu ditutup
Aku mencium bibirnya
Beribu kata disalurkan
96/
Bahu yang kelu
Dada yang membatu
Tempat istirahku selalu
97/
Dari kaca spion
Jantungmu melambai
hatiku berjuntai
98/
Saat adzan subuh
hati letih bak kapal membuang sauh
tapi tak ada yang mengeluh
99/
Sederet nama
Selaksa cerita
Hanya dia kusemat di dada
100/
Ayam pun berkokok
Kutaklukkan Roro Jonggrang
Sudah kudirikan 100 candi!
---
Kurniawan Junaedhie, tinggal di pinggiran Jakarta. Menulis puisi dan cerpen di media massa. Terakhir, menerbitkaan buku kumpulan uisi “Perempuan dalam Secangkir Kopi” (2010), dan ikut dalam antologi 15 penyair Indonesia “Senandoeng Radja Ketjl” (2010).
Sumber : http://oase.kompas.com
1/
Langit cerah
Aku tengadah
Terserah pasrah
2/
Di dalam korek api
kutemukan hatimu
yang sedang membara
3/
Tivi menayangkan pemandangan
Dia menggulingkan badan
Mata kami berkilatan
4/
Aku melihat peta di meja
ini sekujur tubuhnya
di antara bunga gladiola
5/
Ketika hari menjadi gelap
Leher jejang itu berkilat
Aku siap menerkamnya
6/
Barisan ilalang sibuk bergoyang
ditiup angin meleang-leang
Jiwaku ingin melayang
7/
Waktu tercekat
ketika dia mendekat
Kucium tepinya. Dahsyat
8/
Hutan cemara di jendela
membelit rambutmu
di kedua paha
9/
Langit mengundang
Tubuh telanjang di ranjang
Kasur mengerang
10/
Dinding kelu mengempit pintu
Aku dan si dia bergumul di situ
Pst. Ada hantu tersipu malu
11/
Hutan pinus
bibir ketemu bibir
Pohon tersihir
12/
Aku membeku di lidahmu
suaranya gemeratak
Memalu rahim
13/
Di udara dingin
Lidah berpilin
Seperti lilin
14/
Sedalam sumur
lidahku berkumur
dalam air ludahmu
15/
Di dalam telinga
Aku membaca
Gelisahmu yang menyala-nyala
16/
Leher jenjang
Teruntai sebentuk merjan
Kuterakan dua-tiga cupang
17/
Perahu berenangan
Napas di kerongkongan
menghirup kedua lengan
18/
Dua bukit dalam kabut
Di situ kata menyusut
Dalam lidah yang kalut
19/
Perut mulus
Merangkak di atasnya
Berharap tak meletus
20/
Secangkir kopi
Bergoyang di atas pusar
Berputar-putar
21/
Sepiring bakmi jawa
teronggok di dua kaki
Mengepulkan aroma
22/
Tak ada yang tahu
Siapa pembawa kunci
sampai bertemu pintu
23/
Telinga mendengar
kedalaman jurang
ketika menyentuhnya
24/
Aku masuk di air keruh
kamu menempel di lukisan
kita berenangan di gugusan awan
25/
Langit mengirim gerimis
tirai terbuka
Kita masuk dalam selimut
26/
Seperti ballerina
dalam kibasan jentera
Aku menggila
27/
Di balik selimut
udara berkabut
Hati saling berpagut
28/
Abu rokok membumbung di asbak
Pemiliknya di hutan tembakau
Menikmati pendakian
29/
Mendengar gemuruh
Mendengar hati yang riuh
Aku terpiyuh-piyuh
30/
Tubuh yang harum
Disimpan di mata
Dikulum di peraduan
31/
Suhu dingin
menyulam ke dalam rahim
Tuhan menyalakan lilin
32/
Pada kursi dan bangku
Dua jiwa bertumpu
seperti sumbu
33/
Hanya sedepa jaraknya
Lidah meraba
Tiba di hutan rimba
34/
Dua patung termenung
Di satu semenanjung
menghitung renung
35/
Hanya mengaduh
tak mengeluh
ketika menyusut peluh
36/
Hati terapung
Pikiran mengapung
Mencari oksigen!
37/
Jendela terbuka
Hati tetap saja rebah
di ranjang
38/
Seribu kata
tak ada makna
ketika tubuh jadi kalimat
39/
Hutan bakau
ikan di payau
Cintaku tak pernah lampau
40/
Hujan gemerisik
Tidur berdua
Jangan berisik!
41/
Kamu menari di sini
Aku menari di situ
Senyawa harmoni
42/
20 jari menari
Dalam kelebat malam
Meniup rindu dendam
43/
Seekor kepiting
menanting sunyi
dalam gigitan waktu
44/
Tubuhmu sumbu
Tubuhku bara
Sunyi membakarnya
45/
Ranjang yang sempit
Kayu berderit
Siapa menjerit?
46/
Di kamar mandi
Bau sabun menyesap
ke dalam jantung
47/
Dua iris semangka
teronggok di kulkas
Sunyi melengos malu
48/
Di percik ombak
rinduku terayun
di alun gelombang
49/
Lima ekor cicak
berlarian di langit kamar
Aku tafakur di ketiak
50/
Di dalam selimut
hanya suara kaki
sibuk bertengkar
51/
Angin berjalan di dinding
Mataku merayap di tebing
Beri hatimu sekeping
52/
Seiiris semangka
dibelah senja
menghisap kata
53/
Di dalam kotak AC
Aku menyimpan hatimu
agar membeku
54/
Daster kuning
bergambar kembang
membungkus rohnya
55/
Ada yang melintas
Di wajah pias
Rindu yang menderas
56/
Di anjungan belakang
Airmata jatuh berlinang
karena hati bahagia
57/
Saat lampu temaram
aku menyelendangkan hatimu
di paku gantungan
58/
Sunyi dipecahkan
oleh dering handphone
salah sambung.
59/
Aku ingin sembunyi
Di setiap halaman buku
Di pangkuanmu
60/
Angin menyelinap dari celah pintu
Membekukan rindu
Menghirup bau tubuhmu
61/
Di bawah shower,
Air hangat membersihkan luka
Saat itu gerimis bulan September
62/
Duduk di kafe
Angin meniupkan AC
Akhirnya sauhnya sampai
63/
Duduk di bawah rembulan
Semburat awan bergelayutan
Kata-kata kami simpan
64/
Ketika kata diterakan di pintu
Dia rebahkan tubuhku
Mengoyak abjad-abjad kesepianku
65/
Aku berdiri di anjungan
Dia di seberang pulau
Mengirim pesan singkat
66/
Di antara rintik hujan
Kudengar tik-tok sepatu
dan nafas tertahan
67/
Di pagi buta
Ada yang bercanda
Di balik celana saya
68/
Semangkuk bubur ayam
Bergoyang di meja restoran
Air ludah saling menelan
69/
Pesan singkat berkelebat
Dari dia di sebelah ranjang:
Aiseteru!
70/
Di pagi buta
Rindu kembali menyalak
Dia tergeletak kutembak.
71/
Mengunyah kacang mede
Mengeja perjalanan
Di tengah peluh bercucuran
72/
Di bawah ranjang
Sepasang sepatu kedinginan
Pemiliknya sibuk pelukan
73/
Nyala mata di kegelapan
Membakar api
Mengusir sepi
74/
Dua pasang mata
menyalakan bara
Di dalam dada
75/
Seekor kucing melesat
di kegelapan
Mengurungkan kiamat
76/
Di ruang tertutup
Hidup membeku
Seperti es batu
77/
Dua badan dua jiwa
Melambung jauh
Ke pinggiran sorga
78/
Di bawah jembatan
Bibirmu jatuh
Aku mengambilnya buru-buru
79/
Teh hijau tanpa gula
Tersaji dengan 1000 cinta
Hati yang menyala-nyala
80/
Ketika pagi berseri
Perpisahan menanti
untuk ribuan hari lagi
81/
Bantal menjadi saksi
Ciuman dinihari & remasan di jari
Ketika kau menari
82/
Dia berlari di jembatan
Aku sembunyi diam-diam
Senangnya becandaan
83/
Daun gugur di tanah
Pagi kita nikmati bersama
Tanpa kata-kata
84/
Di depan cermin
tubuhmu ada dua bagian
Satunya rebah di pangkuan
85/
Pelayan hotel
menawarkan sarapan
Kami sudah kenyang
86/
Di bawah jembatan
Batu kali tidak pernah menanti
cintamu jatuh sendiri
87/
Aroma sabun mandi
Bau kulit bayi
Meretas sunyi
88/
Di batang pinus
Dituliskan kata-kata
Dituliskan kisah asmara bergelora
89/
Jarak makin dekat
Tubuh tak berjarak
Jantung menandak-nandak
90/
Sarapan menunggu di restoran
Dia tidak pesan apa-apa
Hanya membaca isyarat
91/
Ketika duduk di meja makan
Sebuah pesan singkat dilayangkan
Hatinya membara
92/
Ketika langit terang
ada suara merintih
Membakar hati
93/
Dia melukis sepi
Dengan suara berbisik
Dan suara ikhlas
94/
Di atas pembaringan
Takada yang jawaban
Ketika keluh dilantunkan
95/
Setelah pintu ditutup
Aku mencium bibirnya
Beribu kata disalurkan
96/
Bahu yang kelu
Dada yang membatu
Tempat istirahku selalu
97/
Dari kaca spion
Jantungmu melambai
hatiku berjuntai
98/
Saat adzan subuh
hati letih bak kapal membuang sauh
tapi tak ada yang mengeluh
99/
Sederet nama
Selaksa cerita
Hanya dia kusemat di dada
100/
Ayam pun berkokok
Kutaklukkan Roro Jonggrang
Sudah kudirikan 100 candi!
---
Kurniawan Junaedhie, tinggal di pinggiran Jakarta. Menulis puisi dan cerpen di media massa. Terakhir, menerbitkaan buku kumpulan uisi “Perempuan dalam Secangkir Kopi” (2010), dan ikut dalam antologi 15 penyair Indonesia “Senandoeng Radja Ketjl” (2010).
Sumber : http://oase.kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar