Jumat, 30 Agustus 2013

Mari Hand In Hand Membantu Sesama Saat Ini Juga!

Manusia diciptakan Tuhan dalam keadaan yang berbeda-beda. Ada yang hidup berkecukupan dengan harta dan ada pula yang berkekurangan. Semua tentu ada tujuan di baliknya. Manusia yang mampu berkewajiban untuk menolong yang tidak mampu. Dan orang yang tidak mampu meskipun berhak untuk diberi oleh yang mampu, dia juga mempunyai kewajiban untuk selalu bersabar dan bersyukur. 

Keberadaan manusia sebagai makhluk sosial menguatkan hal itu. Karena manusia tak bisa hidup sendiri-sendiri, maka dengan saling berbagi, kebersamaan yang harmonis akan tercipta dengan mudah dan indah. 

Tango Peduli
Kesadaran akan pentingnya berbagi dengan sesama tak hanya ada pada manusia secara pribadi. Lembaga dan produsen yang biasanya hanya bergelut dalam hal-hal yang komersil ternyata juga memilikinya. Tango adalah satu dari produsen yang mempunyai rasa kepedulian itu. Melalui program Tango Peduli, produsen yang terkenal dalam menghasilkan makanan manis yang nikmat ini sudah melakukan hal-hal yang luar biasa bagi kemanusiaan.

Medan berat pun tak menyurutkan semangat Tim Tango Peduli untuk berbagi.
Pulau Nias, 2011.

Program Tango Peduli Gizi sudah dilakukan sejak tahun 2010. Berangkat dari keprihatinan akan gizi pada anak-anak Indonesia, Tango berinisiatif untuk melakukan perubahan. Dengan berlokasi di Pulau Nias, Sumatera Utara, Tango melakukan hal nyata secara langsung dengan cara membangun Balai Pemulihan Gizi. Ada pun tujuan dari pembangunan Balai Pemulihan Gizi ini adalah untuk memulihkan anak-anak yang terindikasi bergizi buruk. Sejak tahun 2011 hingga tahun 2012, Program Tango Peduli ini sudah berhasil memberdayakan 25 keluarga. Luar biasa!

Senyum mereka kebahagiaan bagi kita.
Pulau Nias, 2011

Tak hanya sampai di Balai Pemulihan Gizi saja, ruang lingkup Program Tango Peduli juga bekerja secara proaktif dalam mencari anak-anak bergizi buruk hingga ke pelosok desa. Beberapa anak yang mengalami indikasi gizi buruk dan bahkan menderita komplikasi berbagai penyakit, kini sudah mampu tertangani. Dan program pemulihan serta pembinaan terhadap mereka agar senantiasa menjadi anak yang sehat pun terus menerus dipantau hingga hari ini. 

Tim Tango Peduli yang turun langsung ke masyarakat
Pulau Nias, 2011

Tahun 2013 ini, Program Tango Peduli kembali akan mengunjungi Pulau Nias. Karenanya, beberapa program yang mendukung rencana tahunan yang biasa dilakukan itu sudah dilakukan. Di antaranya saja adalah program pengumpulan mainan dan buku-buku anak yang masih layak dipakai. Meskipun bagi kita itu bukan apa-apa, tetapi bagi anak-anak di Pulau Nias, hal itu menjadi kebahagiaan yang tiada tara. Semoga saja, apa yang Tango lakukan bisa dicontoh oleh pihak lain, terlebih produsen lain untuk peduli terhadap sesama. Dan semoga Tango selalu di hati konsumennya, sebab apa yang sudah dilakukannya juga merupakan bentuk wujud apresiasi terhadap konsumennya. 

Semangat #HandinHand
Apa yang dilakukan Tango sudah sepantasnya membuka mata hati kita. Sebab kita adalah sama di mata-Nya. Apalah kita dengan harta kita itu. Tuhan bisa saja membalikkan keadaan dan kita berada di posisi mereka.

Berbagi terhadap sesama tidak harus menunggu saat ketika kita mampu. Memberikan bantuan dengan apa yang kita mampu jauh lebih berarti. Dengan dimulai dari diri sendiri, dimulai dari hal-hal yang kecil, dan dimulai dari sekarang akan lebih terasa nyata dibandingkan menunggu saat ketika kita mampu yang entah kapan bisa tercapai. Mari kita #handinhand dalam menolong sesama. Berbagi akan membuat hidup terasa berarti. Apa pun caranya, apa pun bentuknya yang penting nyata dan saat ini juga. Mari!

TANGO #HANDINHAND
Together, make them smile in simple way


Sumber gambar: www.wafertango.com

Kamis, 01 Agustus 2013

Macaroon Love, Cinta Berjuta Rasa [Sebuah Resensi]


Judul: Macaroon Love (Cinta Berjuta Rasa)
Penulis: Winda Krisnadefa
Cetakan: I, Maret 2013
ISBN: 978-602-9225-83-9
Penerbit: Penerbit Qanita

Hidup adalah kumpulan masalah. Semua manusia yang hidup pasti mempunyai masalah. Pun demikian dengan Magali, si mungil aneh dan tidak biasa ini. Berawal dari namanya yang di luar nama pasaran, ayahnya yang bekerja sebagai cook di kapal pesiar dan jarang mendarat, sepupunya yang hampir sama anehnya, hingga neneknya yang sangat nyentrik. Benar-benar, cerita di buku ini mampu memikat siapa saja yang membacanya dari awal sampai akhir halaman.

Magali, Seorang Wanita 'Biasa' yang 'Tidak Biasa'
Magali bukanlah seorang wanita yang neko-neko. Prinsip hidupnya yang sangat klasik, yaitu lahir, besar, sekolah, bekerja, menikah, mempunyai anak, dan meninggal dunia membuat dia tidak ambisius dalam mencapai keinginan dan cita-citanya. Namun meskipun demikian, dia selalu berucap, “Andai namaku bukan Magali,” sebagai whish-nya di setiap hari ulang tahunnya. Ya, Magali percaya, semua ketidak-normalannya berawal dari namanya.

Kehidupannya berubah manakala sebuah restoran bernama sama dengannya, Magali, plus sang pemilik restoran, Ammar, mengisi hari-harinya. Kesinisannya, karirnya, hingga perasaannya perlahan-lahan seperti berdegradasi dari suasana yang buram menuju panorama berwarna laksana pelangi. Semua tertutur runut dan mengalir dari awal hingga akhir.


Asyiknya Buku Ini…
Membaca novel Macaroon Love, Cinta Berjuta Rasa seperti menikmati sepiring gado-gado. Kita dibuat tergelak dengan bahasa yang digunakan penulis dalam penuturan Magali dan tokoh-tokoh yang ada di dalamnya. Kita dibuat tertawa geli saat Magali tersipu-sipu saat jatuh cinta. Dan kita juga tersenyum miris karena keironisan nasib Magali yang bahkan tak memiliki sahabat sebagai teman curhat, selain sepupunya, Beau.

Kepiawaian penulis di buku ini terlihat juga dalam hal mengupas dunia kuliner. Nama-nama makanan, tokoh-tokoh terkenal, hingga penjelasan Magali yang diceritakan sebagai penulis lepas untuk rubrik makanan di Free Magazine sangat memikat. Semua dikemas secara apik dan menarik sehingga jauh dari kesan yang membosankan.

Tak Ada Gading yang Tak Retak
Kejadian-kejadian yang dialami Magali memang sangat manusiawi. Namun yang menjadi pertanyaan, adakah manusia yang begitu nahasnya seperti Magali di dunia ini? Dari mulai kecil yang sudah ditinggal oleh ibunya, ayahnya yang bekerja di lautan dan sangat jarang pulang, mempunyai sepupu yang yatim piatu, hingga akhirnya ayahnya meninggal sebelum Magali sukse. Kejadian-kejadiannya memang masuk akal, tapi untuk terjadi pada satu orang saja, yaitu Magali, itu rasanya membuat heran dan sedikit tidak rasional.

Secara umum novel ini asyik dibaca. Meskipun ini merupakan novel yang bisa dibaca mulai dari remaja ke atas, yang notabene sudah mempunyai kemampuan membaca tingkat tinggi, tapi, di bagian-bagian tertentu, ada banyak sekali kalimat panjang yang tidak berjeda. Dan ini bisa menjadi penafsiran yang ambigu. Mungkin akan lebih baik jika kalimatnya dipecah menjadi beberapa kalimat yang lebih pendek dan sederhana.      

So,
Siapa pun yang mengaku penggemar novel romance yang ringan dan asyik, harus membaca buku ini. Tak hanya sekadar menghibur, tokoh Magali banyak menaburkan ilmu-ilmu baru. Bukan saja dalam dunia kuliner, pemikiran-prmikirannya yang cerdas pasti bisa membuka wawasan kita dalam menjalani hidup. Yupp! Hidup tak melulu soal uang, pakaian, atau pun karir cemerlang. Menikmati hidup dengan berprinsip pada kemauan diri sendiri dan tetap menjadi diri sendiri itu lebih baik.