Terasbanten.com hari ini memuat berita tentang ibu-ibu yang menambah penghasilan dari menulis. Senengnya, fotoku ikut nampang di situ... (hehe, narsis). Ini artikel lengkapnya. 
 
Ide Cemerlang Ajak Ibu-ibu Cari Tambahan dari Menulis 
TERASBANTEN.com, Bandung – Ibu  rumah tangga yang baik tentu saja  harus mampu mengurus dan mendidik  anak-anak serta mengabdi pada suami.  Namun menjadi ibu rumah tangga  saat ini juga dituntut lebih produktif,  terlebih lagi jika pengahasilan  Kepala Keluarga sangat minim, ditambah  situasi ekonomi negara kita  yang belum sembuh-sembuh dari krisis. 
Tak  dapat dipungkiri kehidupan rumah tangga membutuhkan kekuatan finansial  yang optimal. Bukankah di jaman modern seperti saat ini tidak ada yang  gratis dan segala sesuatu membutuhkan uang?  Untuk biaya sekolah dan  berbagai kursus tambahan anak-anak seperti kursus Bahasa Inggris atau  Komputer, Melukis, menghitung dengan metode Kumon, kebutuhan  sehari-hari, dan membeli rumah misalnya, semuanya itu tentu perlu uang.
Salah  satu solusi yang ditawarkan oleh Indscript Creative kepada ibu-ibu  rumah tangga untuk meraih pendapatan tambahan adalah menulis. Indscript Creative adalah  agensi naskah yang memberikan bimbingan dan pelatihan kepada ibu-ibu  rumah tangga agar memiliki keterampilan menulis. Inilah salah satu  pekerjaan menarik sekaligus juga menantang bagi ibu-ibu rumah yang ingin  mendapat pengahilan tambahan tanpa harus meninggalkan rumah. Pun,  merupakan ide yang cemerlang dari Indscript Cretaive yang digagas Indari  Mastuti. 
Indari adalah pendiri Indscript Creative. Lembaga ini  didirikan pada tahun 2007 lalu. Sampai saat ini sudah 500 orang ibu-ibu  rumah tangga yang bergabung dengan Indiscript, dengan penghasilan dari  mulai ratusan ribu rupiah, dua juta rupiah, sampai tujuh juta rupiah per  bulan.  Ibu-ibu yang sudah bergabung itu dari seluruh Indonesia, bahkan  ada dari Jepang, Malaysia, dan Inggris. 
Indscript Creative  didirikan Indari dengan semangat ingin total bekerja di dalam rumah,  sekaligus meninggalkan hiruk-pikuk dunia karir demi mengurus keluarga.  Awalnya Indari berpikir keras mencari-cari bisnis apa yang bisa  dikerjakan di rumah yang sesuai dengan minat yang dimiliki. Kebetulan  Indari hobi dan minat menulis. Itulah yang kemudian  mendorongnya Indari  menjadikan menulis sebagai profesi, sekaligus sebagai sumber  penghasilan tambahan keluarga.
Lantas bagaimana cara Indari  memotivasi ibu-ibu agar menjadi penulis yang produktif, hingga meraih  tambahan yang pendapatan sangat meggiurkan? Bukankah menuangkan ide atau  pikiran dalam suatu tulisan atau rangkaian kalimat demi kalimat itu  tidak mudah, dan lagi pula sudah dipersepsikan masyarakat sebagai  pekerjaan milik para pemikir, yang susah dan rumit? 
Di bawah ini jawaban dari Indari melalui wawancara Budi Fu dari TERASBANTEN.com dengan Indari Mastuti. 
Petikannya :
Bisa dijelaskan apa Indscript Creative itu?  
Indscript  Creative adalah agensi naskah. Berdiri sejak akhir tahun 2007. Kami  menjadi mediator antara penulis dan penerbitt atau penerbit ke penulis.
Oh, begitu? Berapa orang penulis yang sudah difasilitasi? 
Ya,  lebih dari 500-an buku yang sudah terbit hasil kerjasama Indscript  Cretaive dengan lebih dari 30 penerbit dan penulis yang berbeda-beda.  Jumlahnya, kalau secara pasti memang harus di cek dulu, namun secara  acak saja yang menjadi penulis tetap sekitar 213 orang.
Indscript  juga menerima penulis-penulis baru, selalu mencari talenta-talenta  baru. Alhamdulillah, penuli-penulis baru terus bertambah jumlahnya. Kami  juga mengenakan sharing keuntungannya karena ini adalah bisnis. Sharing  royalty itu misalnya agensi berbagi dengan penulis, jika penerbit  memberi royalty 10%, maka akan dibagi sebagai berikut: penulis 7%,  agensi 3%.
Penulis yang sudah bekerjasama dari mana saja?
Yang jelas dari seluruh Indonesia. Tapi, dari luar negeri juga banyak seperti dari Jepang, Malaysia, dan Inggris.
Olala, bagaimana bisa bekerjasama dengan banyak penulis?  
Tentu  saja karena saya punya program. Indscript Creative memiiki target dan  juga program mencari para penulis, hingga akhirnya Indscript Creative  membuat komunitas Ibu-ibu Doyan Nulis (IIDN),  di mana positioning kami  menggaet ibu-ibu rumah tangga untuk dilatih jadi penulis profesional,   dari sanalah semakin berkembang secara signifikan jumlah penulis dan  calon penulis
Tadinya, jumlah penulis ada 213 orang, itu penulis  tetap. Tapi setelah membentuk IIDN jumlahnya sekarang sudah lebih dari  500-an orang penulis.
Oya, kok bisa punya ide membuat komunitas  IIDN? Bukankankah mendorong orang lain menjadi penulis itu merupakn  pekerjaan yang sulit, apalagi kepada ibu-ibu rumah tangga yang  pekerjaannya seabrek-abrek?
Semua itu dilatarbelakangi oleh saya  sendiri sebagai ibu rumah tangga yang memang doyan menulis, tentu saja  menulis untuk sebuah profesi, dan ternyata setelah dijalankan aha…  menghasilkan uang juga.
Dalam kontek ini, terus terang saja saya  ingin berbagi ilmu dan kemampuan kepada ibu rumah tangga lainnya, bahwa  mereka tidak perlu keluar rumah untuk mendapatkan penghasilan, cukup  dengan menulis saja di  rumah.
Wah, luar biasa. Dari 500 orang penulis itu, ibu-ibu rumah tangga semua atau sebagai penulis professional seperti ibu?
Mereka  rata-rata ibu rumah tangga dan saya fokus ke ibu-iu rumah tangga karena  memang IIDN berawal dari keinginan saya untuk berbagi kemampuan dalam  menulis dan memberdayakan ibu-ibu rumah tangga untuk tetap aktif,  kreatif, dan produktif dalam menulis, walau tetap diam dan bekerja di  dalam rumah, mengurus anak, dan melayani suami.
Berapa rata-rata penghasilannya?
Kalau  sudah betul-betul menulis secara produktif, kisaran pendapatannya Rp 2  juta sampai Rp 7 juta per bulan. Tapi kalau nyambi alias baru menulis  belum sampe sebesar itu. Ya, paling di angka  ratusan ribu. Itu  rata-rata dari royalty penulisan buku.
Ibu sendiri sangat produktif menulis buku. Berapa buku yang sudah ditulis dan diterbitkan? 
jumlah buku yang sudah saya tulis sekitar 60 judul buku. Itu saya tulis dalamkurun tujuh tahun.
Bagaimana bisa seproduktif itu? 
Selalu  ada target dalam hidup saya. Saya membuat target-target tersendiri  dalam hal apa pun. Dengan target itu saya jadi termotivasi untuk  mewujudkannya. Untuk konsisten memang tidak mudah, maaf, apalagi bagi  ibu-ibu rumah tangga yang pekerjaan domestiknya sangaaaaaaat banyak,  tapi saya berusaha konsisten tanpa memberatkan saya sendiri. Tugas saya  sebagai ibu rumah tangga tetap harus jalan, tapi   tapi profesi menulis  juga harus jalan juga.
Bagaimana membagi waktunya? 
Saya  tentu punya waktu untuk menulis, walau tidak banyak waktu, tapi itu  tidak berat dan harus dilakukan secara konsisten misalnya hanya 1 jam  dalam sehari. Saya sering bilang ke ibu-ibu yang lain, walaupun hanya  punya waktu 10 menit untuk menulis dalam setiap hari tak mengapa, yang  penting terasa ringan dan tidak memberatkan. Ini penting sehingga  mengerjakannya bisa enjoy, dibandingkan dengan memaksakan diri menulis  berjam-jam tiap hari hingga satu bulan, eh bulan berikutnya sudah capek  sendiri. Jadi  yang efektif menulis agar tetap produktif itu adalah  komitmen, konsisten, dan lakukan setiap hari, berapapun waktu yang  dialokasikan
Selain menulis buku, di komunitas IIDN juga didorong menulis berbagai bidang dan di berbagai media juga? 
Ya,  mereka harus bisa menulis banyak hal, namun saya fokuskah mereka  menulis sesuai dengan background, bidang, dan pengalaman masing-masing  agar tulisannya lebih mendalam.
Untuk berbagai media, itu yang  terus saya usahakan sampai saat ini, saya mengusahakan bekerjasama  dengan berbagai penerbit, institusi, hingga media dengan tujuan  penyaluran anggota grup agar lebih luas dan terus meluas.
Di  komunitas kami juga pernah mengerjakan skenario untuk film animasi  sebanyak 32 episode. Sedangkan menulis di  koran, dan majalah, sedang  terus dijajaki. Di luar itu, kami membuat Promo Tools untuk beberapa  corporate, misalnya beberapa klien kami yang sudah digarap di antaranya  PKBL Biofarma, RS Muhammadyah, Brownies Amanda, dan lain-lain.
Dalam komunitas IIDN, apakah ibu-ibu rumah tangga itu betul-betul tidak mengenal dunia tulis-menulis? 
Ada  yang benar-benar awam, tapi ada yang sudah tahu, dan ada yang sekadar  hobi, ada juga yang sudah senior, semua itu bersatu di grup IiDN. 
Saya dengar ada Kordinator Wilayah untuk IiDN? 
Iya  memang sudah ada 22 Kordiantor Wilayah di indonesia dan luar negeri.  Rencananya September ini akan membuka 25 korwil di 25 negara di dunia
Wow, bagaimana secemerlang itu, Bu?
Ha  ha ha….. Untuk pertanyaan yang satu ini saya tidak bisa menjawab,  perasaan belum apa-apa dan bukan siapa-siapa, masih ada target yang  harus saya kejar,  saya ini masih anak bawang.
Terakhir, apakah Ibu punya kiat khusus sehingga bisa sukses seperti saat ini? 
Sekali  lagi, saya punya target. Kenapa saya begitu yakin dengan target karir  saya? Ada beberapa hal yang menjadi pedoman saya.  Saya tidak pernah  berhenti walau saya gagal, saya tidak pernah mengeluh walau saya lelah,  saya tidak pernah memilih dari mana nasehat sukses itu datang, saya  tidak pernah tersulut pada pikiran negatif yang disampaikan dari luar  diri saya.
Dengan segala hal yang positif, insya Allah langkah  kita akan jauh lebih menyenangkan, ide-ide akan bertaburan tanpa diduga.  Dan dan satu lagi, restu suami membuat pekerjaan ini menjadi lancar.  ***
Link :